Oleh Alfonsus Liguori Rianghepat
BERITA SMANKEL (31/08/2024); Penjaringan kesehatan yang dilakukan atas kerja sama pihak Puskesmas Lambunga dengan Lembaga Pendidikan SMA Negeri Kelubagolit merupakan rangkaian pemeriksaan kesehatan (skrining) yang dilakukan pada seluruh peserta didik baru kelas X. Penjaringan ini dilakukan secara rutin setahun sekali yaitu pada awal tahun pelajaran oleh Tim Penjaringan Kesehatan dibawah koordinasi Puskesmas Lambbunga, Kecamatan Kelubagolit pada hari Sabtu, tanggal 31 Agustus 2024. Kegiatan ini merupakan program rutin puskesmas Lambbunga dalam pelayanan kesehatan anak sekolah di wilayah kerja Puskesmas Lambbunga yang meliputi desa desa di wilayah kecamatan Kelubagolit yang diadakan setiap tahun. Kunjungan ini merupakan realisasi program kerja Puskesmas Lambunga yang disepakati pada pertemuan lintas sektor beberapa waktu lalu bertempat di aulah kantor camat Kelubagolit, untuk mengadakan kunjungan ke sekolah sekolah di wilayah kecamatan Kelubagolit dalam rangkah pemeriksaan kesehatan siswa siswi. Tim Rombongan dari Puskesmas Lambbunga ini di pimpin langsung oleh dr. Aldegondis Richard Doni, dan didampingi oleh beberapa tenaga medis antara lain bapak Martinus Ara Kian, Ibu Dewi Ratna Sari, ibu Siti Sumarni Benga Ola, ibu Kristina Maga Dore, ibu Mariana Rari basa, ibu Yosefina Lipat Ola, ibu Intan Florata Inguliman, dan ibu Alfonsa Riangtobi.
Menurut dr. Ricard, sapaan akrab dari dr. Aldegondis Richard Doni, skrining kesehatan merupakan proses pemeriksaan untuk mendeteksi penyakit atau kondisi medis pada seseorang sebelum gejalanya muncul. Tujuannya adalah untuk menemukan masalah kesehatan sesedikit mungkin sehingga penanganannya bisa lebih efektif dan komplikasi dapat dihindari.
“Dengan skrining maka dapat membuat penyakit lebih mudah diobati dan meningkatkan peluang kesembuhan. Deteksi dini penyakit adalah kunci utama dalam menjaga kesehatan yang optimal. Dengan mengetahui kondisi kesehatan sedini mungkin, seseorang memiliki kesempatan untuk mengambil tindakan pencegahan atau pengobatan yang tepat sebelum masalah berkembang menjadi lebih serius” , ucar dr. Ricard
Dalam kegiatan penjaringan ini, kesehatan yang di khususkan pada siswa kelas X, meliputi pemeriksaan status gizi melalui pengukuran antropometri, pemeriksaan ketajaman indra (pengelihatan dan pendengaran), pengukuran kebugaran dan pengukuran tinggi badan serta berat badan (BB).
Skrining Kesehatan Jiwa
Selain Pembinaan Kesehatan, Tim Petugas Kesehatan juga melakukan skrining kesehatan jiwa. Menurut dr. Ricard, skrining awal kesehatan mental secara berkala perlu dilakukan, apalagi bila memang ada risiko untuk mengalami gangguan mental. Hal ini tidak bisa dianggap remeh karena masalah kesehatan mental yang terlambat terdeteksi bisa menyebabkan buruknya kualitas hidup, bahkan bunuh diri.
Lebih lanjut dr. Richard mengatakan bahwa masalah kesehatan jiwa dapat mempengaruhi seluruh kelompok usia, termasuk anak dan remaja. Mereka menjadi kelompok usia rentan karena pada masa anak dan remaja merupakan masa tumbuh kembang untuk mencapai kematangan. Perlu instrumen skrining perilaku singkat untuk memetakan perilaku anak dan remaja.
Berdasarkan data Global Prevalence of Autism: A Systematic Review Update Maret 2022, secara global diperkirakan 1 dari 100 anak di dunia memiliki gangguan spektrum autisme (GSA). Sebanyak 1 dari 8 anak mengalami gangguan jiwa. Dari jumlah tersebut, hanya 44,2 persen yang mendapatkan pengobatan. Sementara itu, sebanyak 50 persen gangguan jiwa berawal sebelum usia 14 tahun.
Sementara Riset Kesehatan Dasar 2018 menunjukkan, 10 persen usia 15-24 tahun mengalami gangguan mental emosional, 6,2 persen usia 15-24 tahun mengalami depresi, 10,6 persen kematian akibat bunuh diri terjadi pada usia 10-20 tahun.
Sementara faktor risiko terkait kesehatan jiwa pelajar SMP dan SMA, menurut Global School-Based Health Survey (GSHS), 2015 sebanyak 39,9 persen anak laki-laki dan 52,9 persen anak perempuan merasa setara, 37,7 persen anak laki-laki dan 46,8 persen anak perempuan merasa khawatir, lalu 4,5 persen anak laki-laki dan 6,5 persen anak perempuan ingin bunuh diri.
”Penanganan deteksi awal dini penting untuk intervensi awal karena anak remaja paling banyak memiliki ketersediaan di sekolah, tenaga kesehatan lebih mudah menjangkaunya,” kata dr. Ricard.
“Masih banyak orang yang menganggap skrining atau pemeriksaan awal kesehatan mental hanya perlu dilakukan pada orang yang sudah mengalami gejala gangguan kesehatan mental. Anggapan tersebut tentu salah, karena skrining ini bisa dilakukan siapa saja tanpa harus menunggu munculnya gejala. Selain itu, pemeriksaan dini atau skrining kesehatan mental penting dilakukan sebagai salah satu bagian dari hidup sehat, tidak hanya secara fisik tetapi juga psikologis. Banyak orang muda saat ini yang menjadi lebih berisiko terkena masalah kesehatan mental karena rasa cemas dan stres yang berlebihan., sehingga ada beberapa kasus bunuh diri di kalangan remaja kita saat ini. Untuk itu maka kita berusaha sedini mungkin untuk menghindari hal tersebut” , lanjut dr Ricard menjelaskan.
Pemeriksaan USG untuk siswi putri kelas XI dan XII
Selain penjaringan dan pemeriksaan Kesehatan untuk kelas X, juga diadakan pemeriksaan USG untuk pemeriksaan perut siswi putri kelas XI dan kelas XII.
Menurut dr. Ricard, salah satu kunci keberhasilan penanganannya adalah deteksi dini yang diikuti terapi tepat. Oleh karena itu, sejak remaja perempuan dianjurkan melakukan pemeriksaan USG seluruh perut setahun sekali untuk mendeteksi dini penyakit tersebut. Untuk itu, pihak puskesmas lambung mengambil suatu terobosan untuk melakukan USG bagi remaja putri ini. Alasan lainnya adalah lebih memudahkan koordinasi siswa yang hendak memeriksa, karena jika dilakukan saat posandu remaja, banyak dari mereka yang menghindar.
“Padahal USG perut termasuk pemeriksaan yang mudah dilakukan dan manfaatnya besar sekali untuk mendeteksi berbagai kelainan di rongga perut, termasuk mendeteksi tumor . Tumor yang tumbuh pada organ ovarium remaja putri perlu diwaspadai karena biasanya bersifat ganas (kanker)” , papar dr Ricard.
PLT. Kepala SMA Negeri Kelubagolit, Alfonsus Liguori Rianghepat, pada akhir kegiatan ini mengucapkan terima kasih kepada pihak rombongan Puskesmas Lambunga yang telah melakukan kegiatan ini. “Kami mengucapkan terima kasih yang melimpah atas kunjungan ini. Pihak sekolah merasa sangat terbantu, sehingga dapat mengetahui keadaan Kesehatan peserta didik kami. Apresiasi juga patut kami berikan kepada kepala Puskesmas Lambunga yang sudah mengunjungi dan memeriksa Kesehatan anak kami. Hal yang patut kami syukuri adalah atas inisiatif pak dokter Ricard melakukan pemeriksaan USG terhadap peserta didik putri kelas XI dan kelas XII baru. Harapan kami, semoga kegiatan ini dapat dilanjutkan di tahun tahun yang akan datang, tidak hanya penjaringan anak kelas X tetapi juga pemeriksaan USG” , papar Alfons Rianghepat, sapaan akrab PLT Kepala SMA Negeri Kelubagolit.( R2h )